Kebiasaanku membaca novel kisah cinta di wattapad sejak sekolah sudah masuk dalam kategori akut, apalagi konten yang tidak sesuai umur. Ini bener-benar merusak otak dan mental. Perbedaan drastis yang terjadi, si pendiam nan ambisius berubah menjadi sosok yang drama. Si paling cool bahkan cenderung tidak peduli, menjadi si drama overthinking menjadi-jadi. gua menjadi orang yang menghalu ketika bertemu orang baru. see? gua jadi pick me abiss. I mean bacaan wattpad merubah gua menjadi sosok yang tidak disukai oleh gua sendiri. menjadi sipaling cengeng, drama, pusing mikirin opini orang.
Turning pointnya, ketika sedang patah hati. Saat itu, rasanya dunia gelap. gua tidak pernah merasakan sesedih itu. Gua kalah masuk perguruan tinggi negeri impian juga tidak sehancur itu rasanya. Drama nan klise juga kalo dipikir-pikir. Wattpad dan cerita yang gua tonton mempengaruhi gua ketika fase baru selesai dengan hubungan percintaan gua. Jujur memang berat rasanya pisah dengan orang yang kita cintai selama 4 tahun dengan cara yang tidak baik-baik. Well, pisah baik-baik? hahaha, menurut gua dua kata lucu tuh. Mari flashback sedikit, pada fase itu kupikir orang yang berpisah denganku juga sedih, ngerasain juga apa yang gua rasain. I mean ketika lu bersama orang lain selama 4 tahun, dari cara makan bahkan kebiasaan kecilnya semisal makan indomie setengah matang, dia lagi mikirin sesuatu juga kita hafal, ditambah kita menjalani hubungan semua baik- baik saja. ga salah dong berasumsi orang yang disana juga menangis kesakitan seperti yang gua rasain. aku pernah menyaksikan ayahku sangat sedih ketika sedang ribut dengan ibuku. Abangku bahkan bakal berdiam diri di kamar ketika istrinya menangis. aku juga sering menemukan bacaan di wattpad, ketika pasangan ada masalah, laki-laki dan perempuan sama- sama hancur, bahkan tak jarang diceritakan laki-laki tersebut akan awut-awutan, mabuk-mabukan karena tidak bisa mengontrol stressnya. Aku berasumsi bahwa itu akan terjadi juga kala itu.
Dengan pemikiran demikian, aku kira aku harus berusaha menguatkan dia walaupun aku lebih hancur sebenarnya. aku menangis bahkan berdoa agar dia tidak sedih berlebihan sepertiku, agar kesedihan ini tidak mengganggu pekerjaannya , tidak menggangu rutinitasnya, aku berdoa agar kehidupan keluarga dan adik-adiknya tidak terganggu. Kedengaran drama memang, waktu itu walaupun dia meneloponku dimalam hari aku pura- pura, berbohong kalo aku sedang mengobrol dengan teman-teman kosan, padahal ketika itu aku sedang menangis histeris, seringkali sedang berdiam dibawah shower berjam-jam. Salahku, aku tidak memiliki teman yang bisa kupercaya untuk berbagi cerita, ditambah aku tidak mau cerita sedih ini mengganggu orang lain juga. jadi ditanggung semuanya sendiri aja haha. Lagi pula kalau gua bersedih tidak akan ada kehidupan orang yang terganggu karena menggantung hidup denganku. Tidak pergi kuliah beberapa hari juga yang rugi aku sendiri. Jadi, pada saat itu apapun kulakukan agar dia hidup normal difase kesedihan ini. aku bahkan masih memesan online makanan untuknya, masih memberinya hadiah, masih membantu pekerjaan yang tidak bisa di handle. Saat itu kukira kesedihan yang sama denganku tidak boleh terjadi padanya, tidak boleh membuatnya sakit, tidak boleh menghancurkannya karena ada keluarga dan adik-adik yang perlu di backup. aku berusaha membackup itu semua padahal aku sendiri tidak bisa membackup diri sendiri dan tak seoranpun yang back up, ditambah ironi kayanya aku hanya berasusmi.
Anehnya, setahun kemudian gua sedang nongkrong di live music menemani seorang teman mengalami kesedihan yang sama. gua menyaksikan ketika dia menginap di kosan gua betapa menderitanya teman gua ini. dia menangis bahkan menjerit lebih parah dari gua. Sayangnya beberapa hari kemudian ketika nongkrong di studio musik, tiba-tiba secara ga sengaja kami berkenalan dengan teman sejurusan yang ditangisi, dia menunjukan foto orang yang dia tingisi sedang melakukan bucin double date dengan orang lain. gua cuma speechless. Yang Diatas memang ga pernah bisa tidur sebentar keknya, hal yang tidak benar akan Ia tunjukkan dengan cara-cara yang aneh. Tapi Lagi-lagi teman gua juga berasumsi.
Tidak lama kemudian sebulan setelah itu, gua tiba dikosan, melihat pasangan sejoli dikosan sedang berantem. gua mendengar si teteh menangis tersedu, tangis kepedihan membuatku sedikit terganggu. 30 menit berlalu tidak ada tanda untuk berhenti, gua berniat untuk pergi mengecek keadaan si teteh. ketika hendak melangkah kesana gua melewati lelaki pujaan teteh, kusaksikan pada lelaki pujaan teteh malah berbeda. dia cuma ngakak sedang scroliing tiktok di posnya. gua tidak jadi kesana. gua kembali melakukan aktivitasku.
Semuanya makin menarik buat gua. Jujur setahun berlalu gua ga pernah bisa memahami why this things happend? gua tidak pernah menyalahkan kedaaan atau apapun, gua hanya terbiasa diberi penjelasan yang logis dengan segala sesuatu yang terjadi, nah ketika sesuatu yang ga logis terjadi gua agak sekptis menerimanya tapi setahun berlalu gua udah berhenti menganalisanya, gua fokus di titik logis atau tidak, semua udah terjadi dan sudah selesai. Saatnya mengobati apa sempet tergores mungkin luka, seperti mental, amicdala yang sempet menyimpan memori sedih dan trauma, lambung luka karena tidak makan berhari-hari atau apapun itu yang termasuk goresan luka fisik, mengobati karir kuliah yang sempet tertinggal, saatnya mengobati itu semua. Perjalanan ketika mengobati luka, membuatku mengobrol dengan berbagai macam manusia, apalagi perempuan. gua akhirnya mau ga mau harus menganalisa hal menarik ini. Sudut pandang gua mulai ngerti ketika perempuan ketika sedih, ketika hatinya luka, dia hanya berharap silelaki juga mengerti kesedihannya. Mereka hanya berharap bahwa cowonya perlu menerima kesedihannya saat itu. Namun, di banyak kasus gua tidak melihat disekitar demikian. gua menyimpulkan ini kasus yang disebut maybe, he just not in to you. Sering gua menemukan sebenarnya kita bersedih berlebihan karena kesedihan kita tidak diterima oleh orang sipembuat situasi. Sering kali bahwa mereka juga bersedih atas kesedihan yang kita alamin karena situasi yang mereka perbuat adalah asumsi kita sendiri. atau bisa disebut asumsi kita tidak sesuai dengan fakta. kita tidak cross check fakta karena bagaimana mau cross check? biasanya orang yang seperti ini akan di silent treatment atau si pembuat masalah tiba-tiba menghilang. Dari sini pandangan gua bilang, again, I think he just not in to you. At least tidak pada saat itu.
Mulailah belajar untuk tidak bersedih pada orang yang tidak menerima kesedihanmu. Itu pesan pada diriku sendiri. Dia akan baik-baik saja, maka Go, leave it. Terima, Tabah dan Iklash, tidak seorang pun pantas untuk disebut bersalah, termasuk dirimu sendiri. Bawa kesedihanmu kemana pun kamu pergi asal tidak ke arah sosok demikian. Bawa luka mu, obati dengan dirimu sendiri, kembalilah pada dirimu sendiri yang mencintai dirimu sendiri apa adanya dan seutuhnya. Belajar untuk tidak melangkah pada orang yang tidak menerima kesedihanmu. Bawa langkah, luka dan doamu pergi sejauh dan selama mungkin, silahkan membenci tapi jangan ada niat untuk balas dendam. Lakukan doa agar rasa syukurmu kembali, agar bencimu hilang perlahan, agar Tuhan mengampunimu sehingga jiwamu sehat, ciptakan memori baru agar amicdalamu sembuh. Mungkin ada kalanya kamu rindu, mungkin adakala kamu hanya diam menunggu dikamar, di teras depan rumahmu, menunggu dia datang kepadamu. Tapi apakah itu berguna? kalau pun dia datang tanpa kamu tunggu dia akan berdiri disana untukmu. Mungkin kamu merasa hilang, merasa mustahil untuk kembali utuh seperti sedia kala, bahkan akan ada kata mustahil bisa sembuh dan bangkit dan tidak tau caranya. Untuk itu tidak perlu fokus pada sembuh. Kamu tidak harus sembuh dan bangkit, kok. Kamu hanya perlu melakukan apa yang disebut distraksi untuk meninggalkan yang sudah terjadi. Perlu diingat jangan lakukan distraksi ke hal yang tidak baik karena ini akan membuatmu mati. Lakukan distraksi ke hal yang baik dan berguna. Lakukan apapun yang telah menjadi kegiatan rutinmu, sekacau apapun itu, just do it. Jangan berdiam diri. Berkeringat agar dopamin, serotini, oksitosin, endorfin seimbang, agar memorimu baru, jiwamu pelan-pelan kembali, antusiasmu kembali, dan akhirnya kakimu kembali teguh.
Jadilah tabah dan kuat agar tidak hancur berkeping. Karena sejujurnya mustahil untuk tidak terluka lagi.