Wednesday, May 15, 2024

Teruntuk Diriku Sendiri (3)

Standard


 

Jadi, ceritanya begini, aku adalah seorang introvert yang bisa bikin botol air lebih banyak teman daripada yang bisa aku buat di kehidupan nyata. Kalau dihitung dari jari, teman-temanku dari zaman sekolah cuma bisa dimasukkan ke satu tangan. Bahkan satu jari aja mungkin terlalu banyak. Aku adalah spesies manusia yang lebih nyaman berbaur dengan karakter fiksi dalam buku daripada berinteraksi dengan manusia sesungguhnya. Gaya komunikasiku sama kaku nya seperti robot yang belajar bahasa manusia dari buku pelajaran.

Terus, datanglah perpacaran dalam hidupku. Anehnya, pas gue sama pacar, gue merasa kayak manusia biasa gitu. Dia bukan cuma kekasih, tapi juga sahabat terbaik yang bisa gue ceritain segala macem hal aneh yang nggak bisa gue ceritain ke orang lain. Dia satu-satunya temanku. Kisah cinta gue tuh kayak film romantis yang klise, tapi endingnya lebih mirip drama komedi. Kita berdua harus ngurusin masalah kita, dan akhirnya putus. Sedihnya, bukan cuma putusnya hubungan, tapi yang lebih disayangkan adalah gue kehilangan sosok sahabat terbaik.

Gue jujur pengen banget balik ke masa dimana gue bisa ngerasain waktu bersama tanpa drama-drama cinta. Gue kangen banget cerita-cerita sama dia dan denger ceritanya. Tapi masalahnya, gue kayak orang yang lagi belajar berenang di tengah badai laut. Gue bener-bener nggak paham gimana cara balik berteman sama dia tanpa ada perasaan drama. Apa harus buat perjanjian khusus kayak kontrak pranikah gitu? Selain itu, gue takut banget jadi baper. Kalo gue nggak benar-benar move on, bisa-bisa gue jadi kayak karakter di drama Korea yang nangis-nangis di depan ponsel tiap malem. Terus, masalahnya gue nggak tau harus mulai dari mana. Apakah gue harus ngontak dia dan ngajakin ketemuan? Atau itu bakal kedengeran ke arah percintaan?

Sekarang, bayangin deh gue, seorang introvert, lagi berusaha ngerti kode rahasia dunia pertemanan yang kayaknya cuma dimengerti sama ekstrovert aja. Ini lebih rumit dari teka-teki sudoku yang diputar dalam film. Gue sampe mikir, mungkin gue harus ngadain seminar bertema "Kembali Bersahabat Tanpa Baper untuk Pemula". Siapa tau bisa jadi usaha sukses karena ide brilian itu. Atau mungkin lebih bagus lagi, gue harus buka akun YouTube dengan konten "Introvert Mencari Sahabat: Petualangan Lucu dan Ceroboh". Pasti bakal jadi viral!

Kadang-kadang gue harap hidup ini punya tombol reset, biar gue bisa mulai lagi dari awal tanpa drama dan kekacauan. Gue bener-bener kangen masa-masa dimana gue bisa bercanda dan cerita-cerita lucu sama sahabat terbaik gue tanpa harus mikirin drama cinta. Tapi ya, mungkin ini bagian dari hidup yang harus gue hadepin dengan kepala tegak dan senyum palsu. Siapa tau, mungkin nanti gue bakal nemu lagi arti sejati dari persahabatan, dengan atau tanpa kode rahasia.

Dan siapa tau, mungkin suatu hari nanti, gue bisa balik berteman sama dia tanpa perasaan yang rumit, dan kita bisa ketawa lagi bareng seperti dulu. Intinya, gue lagi berusaha ngadepin kebingungan dan rasa kangen gue, tapi yakin deh, gue pasti bisa lewatin ini semua!



Monday, May 13, 2024

Teruntuk Diriku Sendiri (2)

Standard


Sudah setahun tapi rasanya kayak luka ini nempel terus kayak stiker yang gak mau lepas. Gua dengan sok bijaknya mencoba menghibur teman- temanku yang juga mengalami patah hati di hampir dua tahun belakang ini, padahal gua sendiri masih zonk.  Gua memperhatikan beberapa dari mereka, pasca putus mereka berhasil move on bahkan sudah deket kembali dengan orang baru hanya beberapa bulan kemudian. Memang, setiap orang punya caranya sendiri buat sembuhin hati yang luka. Tapi tetep aja, ngeliat orang lain udah bisa melangkah maju sementara gue masih stuck di tempat, rasanya kayak jadi pelari yang gak pernah bergerak.    

Gue  ngasih waktu buat meresapi dan ngeluarin perasaan gua sendiri. Gak usah takut buat nangis atau merasa sedih, toh itu semua bagian dari proses penyembuhan. Tapi yaudahlah, ada batasnya juga kan, gak bisa terus-terusan terdampar di titik yang sama kayak kapal yang kehabisan angin.

Gue pengecut, ga berani ketempat kesukaan dulu, banyak memori yang dikenang. Ahirnya mulai nyari hobi atau kegiatan baru buat ngisi waktu dan bikin pikiran gue sibuk. Gua trecking kesana kemari aku akan buat thread buat trecking. Gak lupa juga, penting banget buat jaga kesehatan mental, jadi gue cerita ke teteh pawang gua, She is my big sis now. Gua coba bertemu dengan orang baru, kenalan  tapi gue ga tau kenapa ini ga works buat gua. Aneh orang baru jadi anxiety buat gua, gua takut kenal orang, insecure parah. Mungkin ini saatnya gua benerin diri gua sendiri dulu.

Selama proses penyembuhan, gue sadar bakal ada momen-momen yang bikin gue merasa down banget. Tapi gue coba ingetin diri gue, ini prosesnya tentang perjalanan, bukan cuma soal sampai di tujuan akhirnya. Dan gue tahu, gue harus mulai bergerak, setidaknya langkah kecil dulu, kayak siput yang bergerak lambat tapi pasti.

Gue fokus buat ngeliat hal-hal yang bisa gue kontrol, kayak gimana gue nanggepin perasaan dan langkah-langkah kecil yang bisa gue ambil buat jadi lebih baik. Gak lupa juga minta bantuan dan dukungan dari temen-temen deket gue. Meskipun kadang gue ogah ngerasa rentan, tapi gue tahu gue butuh dukungan yang bisa ngangkat semangat gue.

Selama proses ini, gue yakin bakal ada cahaya di ujung terowongan. Bakal ada tanda-tanda kesembuhan dan pertumbuhan pribadi. Dan gue percaya, suatu hari nanti, gue bakal liat mundurnya seberapa jauh gue udah melangkah, kayak kura-kura yang pelan tapi pasti nyampe juga di garis finish.

Jadi, gue terus berjuang, percaya bahwa waktu bakal menyembuhkan luka-lukanya, dan setiap kesedihan bakal ada pelajaran dan kesempatan buat gue tumbuh jadi lebih baik. Gue gak sendirian dalam perjalanan ini, dan gue punya kekuatan buat lewatin masa sulit ini.

Di tengah kesedihan dan perjuangan, gue inget bahwa setiap tantangan membawa peluang buat pertumbuhan dan pembelajaran. Patah hati ini mungkin adalah awal buat perubahan positif dalam hidup gue. Dan walaupun susah, gue yakin gue bakal bangkit lagi, lebih kuat dari sebelumnya. Gue cuma perlu terus maju, percaya sama diri gue sendiri, dan inget bahwa ada cahaya di ujung terowongan.

Monday, March 25, 2024

Teruntuk Diriku Sendiri

Standard

    

    Kebiasaanku membaca novel kisah cinta di wattapad sejak sekolah sudah masuk dalam kategori akut, apalagi  konten  yang tidak sesuai umur. Ini bener-benar merusak otak dan mental. Perbedaan drastis yang terjadi, si pendiam nan ambisius berubah menjadi sosok yang drama. Si paling cool bahkan cenderung tidak peduli, menjadi si drama overthinking menjadi-jadi. gua menjadi orang yang menghalu ketika bertemu orang baru. see? gua jadi pick me abiss.  I mean bacaan wattpad merubah gua menjadi sosok yang tidak disukai oleh gua sendiri. menjadi sipaling cengeng, drama, pusing mikirin opini orang.

    Turning pointnya, ketika sedang patah hati. Saat itu, rasanya dunia gelap. gua tidak pernah merasakan sesedih itu. Gua kalah masuk perguruan tinggi negeri impian juga tidak sehancur itu rasanya. Drama nan klise juga kalo dipikir-pikir. Wattpad dan cerita yang gua tonton mempengaruhi gua ketika fase baru selesai dengan hubungan percintaan gua. Jujur memang berat rasanya pisah dengan orang yang kita cintai selama 4 tahun dengan cara yang tidak baik-baik. Well, pisah baik-baik? hahaha, menurut gua dua kata lucu tuh. Mari flashback sedikit, pada fase itu kupikir orang yang berpisah denganku juga sedih, ngerasain juga apa yang gua rasain. I mean ketika lu bersama orang lain selama 4 tahun, dari cara makan bahkan kebiasaan kecilnya semisal makan indomie setengah matang, dia lagi mikirin sesuatu juga kita hafal, ditambah kita menjalani hubungan semua baik- baik saja. ga salah dong berasumsi orang yang disana juga menangis kesakitan seperti yang gua rasain. aku pernah menyaksikan ayahku sangat sedih ketika sedang ribut dengan ibuku. Abangku bahkan bakal berdiam diri di kamar ketika istrinya menangis. aku juga sering menemukan bacaan di wattpad, ketika pasangan ada masalah, laki-laki dan perempuan sama- sama hancur, bahkan tak jarang diceritakan laki-laki tersebut akan awut-awutan, mabuk-mabukan karena tidak bisa mengontrol stressnya. Aku berasumsi bahwa itu akan terjadi juga kala itu. 

    Dengan pemikiran demikian, aku kira aku harus berusaha menguatkan dia walaupun aku lebih hancur sebenarnya.  aku menangis bahkan berdoa agar dia tidak sedih berlebihan sepertiku, agar kesedihan ini tidak mengganggu pekerjaannya , tidak menggangu rutinitasnya, aku berdoa agar kehidupan keluarga dan adik-adiknya tidak terganggu. Kedengaran drama memang, waktu itu walaupun dia meneloponku dimalam hari aku pura- pura, berbohong kalo aku sedang mengobrol dengan teman-teman kosan, padahal ketika itu aku sedang menangis histeris, seringkali sedang berdiam dibawah shower berjam-jam. Salahku, aku tidak memiliki teman yang bisa kupercaya untuk berbagi cerita, ditambah aku tidak mau cerita sedih ini mengganggu orang lain juga. jadi ditanggung semuanya sendiri aja haha. Lagi pula kalau gua bersedih tidak akan ada kehidupan orang yang terganggu karena menggantung hidup denganku. Tidak pergi kuliah beberapa hari juga yang rugi aku sendiri. Jadi, pada saat itu apapun kulakukan agar dia hidup normal difase kesedihan ini. aku bahkan masih memesan online makanan untuknya, masih memberinya hadiah, masih membantu pekerjaan yang tidak bisa di handle.  Saat itu kukira kesedihan yang sama denganku tidak boleh terjadi padanya, tidak boleh membuatnya sakit, tidak boleh menghancurkannya karena ada keluarga dan adik-adik yang perlu di backup. aku berusaha membackup itu semua padahal aku sendiri tidak bisa membackup diri sendiri dan tak seoranpun yang back up, ditambah ironi kayanya aku hanya berasusmi.

    Anehnya, setahun kemudian gua sedang nongkrong di live music menemani seorang teman mengalami kesedihan yang sama. gua menyaksikan ketika dia menginap di kosan gua betapa menderitanya teman gua ini. dia menangis bahkan menjerit lebih parah dari gua. Sayangnya beberapa hari kemudian ketika nongkrong di studio musik, tiba-tiba secara ga sengaja kami berkenalan dengan teman sejurusan yang ditangisi, dia menunjukan  foto orang yang dia tingisi sedang melakukan bucin double date dengan orang lain. gua cuma speechless. Yang Diatas memang ga pernah bisa tidur sebentar keknya, hal yang tidak benar akan Ia tunjukkan dengan cara-cara yang aneh. Tapi Lagi-lagi teman gua juga berasumsi.

    Tidak lama kemudian sebulan setelah itu, gua tiba dikosan, melihat pasangan sejoli dikosan sedang berantem. gua mendengar si teteh menangis tersedu, tangis kepedihan membuatku sedikit terganggu. 30 menit berlalu tidak ada tanda untuk berhenti, gua berniat untuk pergi mengecek keadaan si teteh. ketika hendak melangkah kesana gua melewati lelaki pujaan teteh, kusaksikan pada lelaki pujaan teteh malah berbeda. dia cuma ngakak  sedang scroliing tiktok di posnya. gua tidak jadi kesana. gua kembali melakukan aktivitasku. 

    Semuanya makin menarik buat gua. Jujur setahun berlalu gua ga pernah bisa memahami why this things happend? gua tidak pernah menyalahkan kedaaan atau apapun, gua hanya terbiasa diberi penjelasan yang logis dengan segala sesuatu yang terjadi, nah ketika sesuatu yang ga logis terjadi gua agak sekptis menerimanya tapi setahun berlalu gua udah berhenti menganalisanya, gua fokus di titik logis atau tidak, semua udah terjadi dan sudah selesai. Saatnya mengobati apa sempet tergores mungkin luka, seperti mental, amicdala yang sempet menyimpan memori sedih dan trauma, lambung luka karena tidak makan berhari-hari atau apapun itu yang termasuk goresan luka fisik, mengobati karir kuliah yang sempet tertinggal, saatnya mengobati itu semua. Perjalanan ketika mengobati luka, membuatku mengobrol dengan berbagai macam manusia, apalagi perempuan. gua akhirnya mau ga mau harus menganalisa hal menarik ini. Sudut pandang gua mulai ngerti ketika perempuan ketika sedih, ketika hatinya luka, dia hanya berharap silelaki juga mengerti kesedihannya. Mereka hanya berharap bahwa cowonya perlu menerima kesedihannya saat itu. Namun, di banyak kasus gua tidak melihat disekitar demikian. gua menyimpulkan ini kasus yang disebut maybe, he just not in to you. Sering gua menemukan sebenarnya kita bersedih berlebihan karena kesedihan kita tidak diterima oleh orang sipembuat situasi. Sering kali bahwa mereka juga bersedih atas kesedihan yang kita alamin karena situasi yang mereka perbuat adalah asumsi kita sendiri. atau bisa disebut asumsi kita tidak sesuai dengan fakta. kita tidak cross check fakta karena bagaimana mau cross check? biasanya orang yang seperti ini akan di silent treatment atau si pembuat masalah tiba-tiba menghilang. Dari sini pandangan gua bilang, again,  I think he just not in to you. At least tidak pada saat itu. 

    Mulailah belajar untuk tidak bersedih pada orang yang tidak menerima kesedihanmu. Itu pesan pada diriku sendiri. Dia akan baik-baik saja, maka Go, leave it. Terima, Tabah dan Iklash, tidak seorang pun pantas untuk disebut bersalah, termasuk dirimu sendiri. Bawa kesedihanmu kemana pun kamu pergi asal tidak ke arah sosok demikian. Bawa luka mu, obati dengan dirimu sendiri, kembalilah pada dirimu sendiri yang mencintai dirimu sendiri apa adanya dan seutuhnya. Belajar untuk tidak melangkah pada orang yang tidak menerima kesedihanmu. Bawa langkah, luka dan doamu pergi sejauh dan selama mungkin, silahkan membenci tapi jangan ada niat untuk balas dendam. Lakukan doa agar rasa syukurmu kembali, agar bencimu hilang perlahan, agar Tuhan mengampunimu sehingga jiwamu sehat, ciptakan memori baru agar amicdalamu sembuh.  Mungkin ada kalanya kamu rindu, mungkin adakala kamu hanya diam menunggu dikamar, di teras depan rumahmu, menunggu dia datang kepadamu. Tapi apakah itu berguna? kalau pun dia datang tanpa kamu tunggu dia akan berdiri disana untukmu. Mungkin kamu merasa hilang, merasa mustahil untuk kembali utuh seperti sedia kala, bahkan akan ada kata mustahil bisa sembuh dan bangkit dan tidak tau caranya. Untuk itu tidak perlu fokus pada sembuh. Kamu tidak harus sembuh dan bangkit, kok. Kamu hanya perlu melakukan apa yang disebut distraksi untuk meninggalkan yang sudah terjadi. Perlu diingat jangan lakukan distraksi ke hal yang tidak baik karena ini akan membuatmu mati. Lakukan distraksi ke hal yang baik dan berguna. Lakukan apapun yang telah menjadi kegiatan rutinmu, sekacau apapun itu, just do it. Jangan berdiam diri. Berkeringat agar dopamin, serotini, oksitosin, endorfin seimbang, agar memorimu baru, jiwamu pelan-pelan kembali, antusiasmu kembali, dan akhirnya kakimu kembali teguh.

Jadilah tabah dan kuat agar tidak hancur berkeping. Karena sejujurnya mustahil untuk tidak terluka lagi.


Wednesday, November 25, 2020

Setitik Nila

Standard

 Karena nila setitik, rusak susu sebelanga

Karena setitik, hening menguap saja canda tawa kemarin


Karena setitik, mencipta seribu rangkaian alasan

Karena  setitik, luput mengindahkan air mata memohon


Karena setitik, bahkan menerobos pijakan beling berduri

Karena setitik, memuja ego


Karena setitik, buram titik-titik berkilau kala itu

Karena setitik, apakah harapan mesti hampa ?


Wednesday, November 11, 2020

Tahu/Tempe Bacem

Standard

Pertama kali pergi jauh dari rumah, tahu/tempe bacem adalah salah satu makanan nusantara yang membuatku takjub. Itu baru pertama kalinya aku tau ternyata tahu dan tempe yang benar-benar gurih, asin, manis, perpaduan yg unik. Penampakannya sih biasa aja ga bikin orang penasaran tapi sampe detik ini malah jadi salah satu makanan favorite, bahkan sering banget kujadiin cemilan 😂

As usual bahan-bahannya sederhana banget:

1. Bawang merah

2. Bawang Putih

3. Gula merah

4. Kecap manis

5. Air kelapa

6. Tahu& Tempe

7. Sereh

8. Lengkuas

9. Daun salam

10. Ketumbar

11. Garam


Haluskan Bawang merah, bawang putih, Ketumbar, Lengkuas.

Geprek sereh


Siapin wadah untuk merebus, teruntuk wahai anak kost bisa wadah ricecooker juga 

Susun tahu dan tempe sedemikian rupa di wadah rebusan. 



Tambahkan bumbu yang sudah dihaluskan, sedikit garam, gula merah, daun salam, dan sereh yang sudah digeprek. Lalu Tuang air kelapa sampe kurang lebih air harus menutupi tahu dan tempe yang sudah disusun di dalem wadah. Air kelapa ini nanti fungsinya untuk membuat rasa tahu dan tempe bener-benar gurih walaupun tanpa penyedap rasa dan tahan lama.



Tutup wadah, rebus di kompor. ketika air sudah mendidih kecilkan api kompor ( api sedang) kemudian masukan kecap manis. Tutup kembali wadah.

Jika air sudah benar-benar habis meresap, tahu- tempe diangkat. Sebelum di goreng dinginkan terlebih dahulu agar tahu/tempenya tidak hancur.

Tahu/Tempe bacem yg sudah diunjep bisa distock di kulkas selama beberapa hari sangat cocok anak kos2an